Jumat, 08 Juli 2011

Kisah Kerbau dan Kucing


Pada suatu ketika, seorang petani memiliki seekor kerbau dan seekor kucing. Sang kerbau bekerja keras setiap hari, menrik bajak, mulai dari saat matahari baru terbit, hingga tengah hari yang panas, namun kadang juga sampai sore hari. Dia diurus oleh Petani dengan baik, tidak pernah diperlakukan kasar, kandang yang luas, jerami hangat sebagai alas tidur dan rumput segar untuk makan, selalu tersedia.

Sedangkan sang kucing, tidak pernah bekerja sedikitpun, dia hanya tidur, makan, bermanja manja dengan anak Petani. Dia tinggal di dalam rumah Petani yang hangat, tidurpun terkadang di kasur Petani yang empuk, makan makanan yang sama dengan Petani.


Sang kerbau melihat kucing yang hidup enak juga tidak bekerja, tapi diperlakukan dengan istimewa oleh petani, maka timbullah perasaan iri dan benci dalam hatinya.
"Aku yang bekerja keras sepanjang hari, tidak pernah mendapat perlakuan istimewa seperti itu" gumam sang kerbau.
Perasaan iri sang kerbau terus berlanjut, setiap hari dirinya hanya memikirkan ketidak adilan perlakuan Petani terhadap dirinya. Semakin hari, perasaan itu semakin menjadi, hingga akhirnya membuat kerbau merasa malas untuk membantu Petani bekerja di sawah. Petani merasa heran dengan keadaan kerbau yang malas untuk diajak bekerja, jika dipaksa bekerja, kerbau selalu marah.
Tapi untunglah, masa bekerja di sawah sudah selesai, karena padi sudah ditanam, dan mulai membesar, sehingga kerbau tidak perlu lagi bekerja menarik bajak di sawah.
Sampailah pada saat panen, Petani mendapat hasil yang banyak, hingga lumbung padinya penuh dengan padi.
Disaat itu, kucing terlihat melintasi kandang kerbau, dan melihat kerbau yang sedang bermalas malasan dikandangnya.
"selamat pagi Pak Kerbau" Kucing menyapa kerbau yang sedang mengunyah makanannya.
"Pergilah!" jawab kerbau ketus, karena hatinya masih dipenuhi rasa iri pada kucing.
"Loh, kenapa pak Kerbau judes begitu?" kucing merasa heran dengan sikap kerbau.
"Karena aku tidak suka denganmu, kucing!" bentak kerbau.
"Kenapa?" Kucing semakin heran.
"Karena aku bekerja keras setiap hari, menarik bajak yang beras, terkadang didera cambuk, dimandikan di sungai, kandangku hanya seperti ini" gumam kerbau sambil memunggungi kucing.
"Sementara kau, tidak bekerja sama sekali, tapi tidur enak, di rumah yang hangat, makan makanan yang sama dengan Petani, dimanja oleh keluarga petani, kau selalu diperlakukan istimewa oleh mereka" lanjut kerbau.
"Maka dari itu, aku tidak suka denganmu, karena kau hanya bisa mengeong, mengemis makan, minta dibelai, atau hanya tidur siang" kerbau menggerutu. Kucing mendengar itu lalu tertawa terpingkal pingkal.
"Kenapa kau mentertawakanku?" Kerbau bertanya keheranan pada kucing.
"Karena Pak Kerbau ini lucu, sekaligus aneh" Jawab kucing.
"Aneh bagaimana maksudmu?" Kerbau semakin keheranan.
"Kau fikir, aku tidak bekerja? Salah sekali!" Jawab Kucing sambil melompat keatas palang kayu kandang kerbau.
"Kau lihat, lumbung padi yang penuh disana?" Tanya Kucing sambil menunjuk ke arah lumbung padi Petani. Kerbau mengangguk.
"Setiap malam, disaat kau terlelap, aku menjaga lumbung itu, aku tidak tidur di rumah lagi, tapi aku tidur disana, menjaga agar padi tidak diserang tikus tikus jahat, yang bilamana itu terjadi, Petani akan menderita kerugian, mereka bisa kelaparan, dan kita berdua bisa kena akibatnya" Jelas kucing.
"Kita akan kena akibatnya? apa maksudmu?" Tanya kerbau.
"Ya, aku tidak bisa makan, karena Petani juga kelaparan, dan kau..." kucing menghela nafasnya.
"Apa yang akan terjadi denganku?" Tanya kerbau penasaran.
"Kau mungkin akan dijual ke Petani lain, yang mungkin tidak sebaik Petani tuan kita sekarang, kau mungkin tidak akan mendapat kandang yang bersih seperti ini, dan mungkin kau akan diperlakukan dengan kejam, seperti cambukkan yang menyakitkan disana" jawab kucing, sambil menjilati bulu kakinya.
"Bahkan..." lanjutnya.
"Bahkan apa?" Kerbau mulai khawatir.
"Bahkan, mungkin kau akan dijual ke pejagalan binatang, untuk dipotong, dan dijual dagingmu... kau akan mati!" Jawab kucing, matanya menatap tajam kearah kerbau.
"Waduh!!!" kerbau kaget mendengar penjelasan kucing, yang terdengar sangat menakutkan baginya.
"Jika kau fikir aku tidak bekerja, fikirkan lagi!" Kucing berkata sambil mulai berdiri, hendak meninggalkan kandang kerbau.
"Kecuali, jika kau bisa menangkap tikus tikus di lumbung padi, maka aku benar benar akan menganggur, mungkin aku akan pergi dari rumah Petani, karena aku sudah tidak diperlukan lagi disini" lanjutnya sambul tersenyum ke arah kerbau.
Kerbau merasa bersalah, karena selama ini dirinya sudah menyimpan rasa iri dan benci kepada kucing, yang ternyata sangat berjasa bagi Petani dan juga dirinya.
"Maafkan aku, kucing... Aku baru sadar sekarang, jika kita memang punya peran dan kemampuan masing masing" Ujar kerbau sambil tersenyum pada kucing.
"Kita masih berteman kan, kucing?" Tanya kerbau.
"Tentu saja Pak Kerbau!" Jawab kucing sambil melompat dan berlari ke arah lumbung Padi Petani.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda